-->
Loading...

Biografi Prof. Herry S. Utomo: Ilmuwan Pangan Indonesia yang Menjadi Profesor Tetap di Amerika Serikat

 

Prof. Ir. Herry S. Utomo, MS., Ph.D

45news.id Prof. Ir. Herry S. Utomo, MS., Ph.D adalah sosok inspiratif asal Malang, Jawa Timur, yang telah menorehkan prestasi luar biasa di dunia akademik internasional. Berawal dari bangku kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Herry melanjutkan pendidikan pascasarjana di Amerika Serikat dan meniti karier ilmiah yang membawanya ke puncak pengakuan global.

Beliau merupakan putra dari pasangan Marto Dikromo dan istrinya, yang dikenal sebagai keluarga sederhana namun sangat menjunjung tinggi nilai pendidikan dan kerja keras. Masa kecil Herry diwarnai dengan kehidupan yang bersahaja di lingkungan agraris, di mana ia mulai mengenal dunia pertanian sejak dini. Ia tumbuh sebagai anak yang tekun, gemar membaca, dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap alam dan tanaman.

Pendidikan dasarnya ditempuh di Malang, dan ia melanjutkan ke SMA Negeri di Malang. Semasa remaja, Herry dikenal sebagai siswa yang rajin dan aktif dalam kegiatan ilmiah. Ia sering mengikuti lomba karya tulis dan diskusi ilmiah, serta menunjukkan ketertarikan pada biologi dan pertanian.

Prof Herry S1 Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Prof Herry S2 di University of Kentucky

Prof Herry S3 di Louisiana State University (LSU)

Setelah lulus SMA, ia melanjutkan studi ke Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (UB), mengambil jurusan Agronomi. Di sinilah fondasi keilmuannya mulai terbentuk secara serius. Setelah menyelesaikan studi sarjana, ia melanjutkan pendidikan magister di University of Kentucky, Amerika Serikat, dan kemudian meraih gelar doktor di Louisiana State University (LSU) dengan beasiswa penuh. Prof. Herry bergabung sebagai dosen dan peneliti di kampus tersebut. Berkat dedikasi dan kontribusinya yang konsisten dalam bidang genetika tanaman dan teknologi pangan, ia akhirnya ditetapkan sebagai profesor tetap (full professor) di LSU pada tahun 2017 yang merupakan sebuah pencapaian langka bagi akademisi diaspora Indonesia.

Karier akademiknya di LSU berkembang pesat. Ia memulai sebagai asisten profesor, lalu menjadi profesor madya, dan akhirnya ditetapkan sebagai profesor tetap (tenured professor) pada tahun 2017. Ia juga dianugerahi gelar kehormatan F. Avalon Daggett Endowed Professor, sebuah penghargaan prestisius atas kontribusinya dalam riset dan pengabdian masyarakat.

Cahokia Rice(Beras Kualitas Tinggi)

Salah satu karya monumentalnya adalah pengembangan Cahokia Rice, varietas padi tinggi protein pertama di dunia yang dikembangkan melalui mutasi alami tanpa rekayasa genetika (non-GMO). Beras ini memiliki kandungan protein 50% lebih tinggi dari beras biasa, indeks glikemik rendah, dan cocok untuk penderita diabetes serta gaya hidup sehat. Cahokia Rice telah dipatenkan dan dipasarkan di Amerika Serikat, serta diakui sebagai inovasi pangan yang berpotensi mengatasi masalah gizi global.

Prof Herry Mendapat Penghargaan Kehormatan dari Indonesian Diaspora Network United (IDN-U)

Di luar laboratorium, Prof. Herry aktif menjalin kolaborasi dengan berbagai universitas di Indonesia, memberikan kuliah daring untuk daerah tertinggal, dan memimpin organisasi diaspora seperti Indonesian Diaspora Network United (IDN-U). Ia percaya bahwa ilmu pengetahuan harus menjadi alat untuk membangun kemanusiaan, bukan sekadar pencapaian pribadi. 

Di sela kesibukannya sebagai ilmuwan dan akademisi, Prof. Herry memiliki hobi yang sangat membumi: memasak makanan khas Indonesia, terutama masakan Malang seperti weci dan sayur khotok. Baginya, makanan bukan sekadar rasa, tetapi juga nostalgia dan penghubung dengan akar budaya. 

Kisah hidup Prof. Herry S. Utomo adalah bukti nyata bahwa mimpi besar bisa tumbuh dari tanah yang sederhana. Dari lorong-lorong kampung di Malang hingga ruang riset di Amerika Serikat, ia menapaki setiap langkah dengan ketekunan, integritas, dan semangat belajar yang tak pernah padam. Penetapan Prof. Herry sebagai profesor tetap di Amerika Serikat bukan hanya kebanggaan pribadi, tetapi juga simbol bahwa anak bangsa mampu bersaing dan berkontribusi di panggung dunia. Ia adalah bukti bahwa kerja keras, integritas, dan semangat berbagi dapat membuka jalan menuju prestasi global.

Ia tidak hanya menjadi ilmuwan berkelas dunia, tetapi juga tetap menjadi anak bangsa yang peduli, berbagi, dan membangun. Inovasinya dalam menciptakan Cahokia Rice bukan sekadar pencapaian akademik, melainkan wujud nyata dari ilmu yang berpihak pada kemanusiaan.

Melihat jejaknya, kita diingatkan bahwa keberhasilan bukanlah soal keberuntungan, melainkan hasil dari kerja keras yang konsisten, keberanian untuk melangkah keluar dari zona nyaman, dan komitmen untuk memberi manfaat bagi sesama. Prof. Herry mengajarkan bahwa ilmu pengetahuan bukan hanya untuk dipelajari, tetapi untuk diperjuangkan dan dibagikan.

Semoga kisah ini menjadi lentera bagi generasi muda Indonesia bahwa tak ada batas bagi mereka yang mau belajar, berjuang, dan bermimpi. Karena sejatinya, dunia menunggu kontribusi kita.(JS)

Belum ada Komentar untuk "Biografi Prof. Herry S. Utomo: Ilmuwan Pangan Indonesia yang Menjadi Profesor Tetap di Amerika Serikat"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel