Festival Sastra Jawa bertajuk Rembugan Buku Ludruk
Senin, September 29, 2025
Tulis Komentar
45News id - Gedung Pertunjukan Graha Sawunggaling, Kampus 2 Unesa Lidah Wetan, menjadi saksi berlangsungnya Festival Sastra Jawa bertajuk Rembugan Buku Ludruk pada Minggu, 28 September 2025 pukul 14.00 WIB. Acara ini menghadirkan tiga tokoh penting dalam dunia seni dan budaya Jawa: Rama Sindhunata sebagai penulis buku, Abah Kirun sebagai seniman tradisi, dan Pak Sugeng sebagai pamomong budaya. Diskusi dipandu oleh Pak Danang yang berperan sebagai moderator.
Forum ini membedah karya terbaru Rama Sindhunata berjudul Ilmu Ngglethek Jula-Juli Kartolo lan Opo Jare Tekek, sebuah buku yang mengangkat kekuatan sastra lisan Jula-Juli sebagai medium kritik sosial yang cerdas dan menggelitik. Ludruk, sebagai bentuk seni pertunjukan rakyat, diposisikan dalam buku tersebut sebagai alat pendidikan dan penyadaran publik.
Dalam sesi diskusi, Abah Kirun menyampaikan kritik terhadap pola naratif Ludruk yang menurutnya cenderung menampilkan tokoh Indonesia sebagai pihak yang selalu kalah, terutama dalam latar cerita kolonial. Ia mendorong agar Ludruk mulai menampilkan karakter-karakter yang berani dan menang, sebagai representasi semangat bangsa yang tidak tunduk pada penjajahan. “Tokoh-tokoh Ludruk jangan terus dikalahkan oleh Belanda. Kita ini bangsa Majapahit, bangsa pemberani. Harus ada cerita yang menunjukkan kita tak pernah kalah,” tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, Rama Sindhunata menyambut baik gagasan pembaruan narasi. Ia menekankan bahwa kekuatan Ludruk terletak pada semangat yang disampaikan, bukan semata-mata pada struktur plot. “Yang penting itu spiritnya. Plot bisa kita kelola, tapi semangatnya harus tetap hidup,” ujarnya.
Pak Sugeng menambahkan bahwa Ludruk bukan sekadar hiburan, melainkan ruang pembelajaran sosial yang mengajarkan nilai-nilai kehidupan. Ia menyebut Ludruk sebagai “sekolah kehidupan” yang membentuk karakter masyarakat melalui cerita, humor, dan kebersamaan. Menurutnya, warisan lisan seperti Jula-Juli perlu dijaga sebagai sumber pendidikan yang membumi dan relevan.
Acara ini dihadiri oleh komunitas seni Unesa, para akademisi, serta didukung oleh Gramedia, PUSB, dan Intuisi.tech. Festival ini menjadi ruang dialog lintas generasi untuk merumuskan arah baru Ludruk sebagai seni pertunjukan yang tidak hanya melestarikan tradisi, tetapi juga membangun kesadaran sejarah dan kebanggaan budaya Jawa.(JS)
Belum ada Komentar untuk "Festival Sastra Jawa bertajuk Rembugan Buku Ludruk"
Posting Komentar